Melihat perkembangan teknologi dan produk akhir-akhir ini, ada sebagian kalangan berpendapat bahwa era PC akan segera berakhir.
PC yang sudah 30 tahun dipakai di perkantoran untuk menunjang aktivitas bisnis maupun untuk kebutuhan komputasi di rumah akan segera digantikan oleh tablet. Demikian pendapat yang menganut "post PC era".
Mungkin pendapat itu tidak mengada-ada. Tengok saja penjualan tablet yang terus melonjak yang bahkan sudah mempengaruhi penjualan PC, baik PC desktop maupun notebook.
Gartner yang semula memprediksi pertumbuhan pengapalan PC tahun ini sebesar 9,3% dari tahun lalu, buru-buru mengoreksinya menjadi hanya tumbuh 3,8%. Bahkan Gartner juga mengoreksi prediksi angka pertumbuhan untuk tahun depan.
Mengapa koreksi itu dilakukan, apalagi dengan selisih angka yang cukup signifikan? Menurut perusahaan riset yang berbasis di AS ini, salah satu penyebabnya adalah pasar PC sudah dipengaruhi oleh penjualan tablet. Pengguna yang lebih muda kini lebih memilih tablet ketimbang notebook atau PC desktop. Demikian alasan Gartner selain kondisi ekonomi di Eropa dan AS yang memang kurang kondusif.
Situasi ini didukung pula oleh Microsoft dengan Windows 8-nya yang telah didemokan di depan para developer. Windows 8 kini tidak hanya merupakan sistem operasi PC, tetapi juga ditujukan untuk tablet. Windows 8 banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan generasi Windows sebelumnya. Bahkan Windows 8 juga akan diadaptasi untuk prosesor ARM. Seperti kita ketahui, prosesor ARM dipakai oleh sebagian besar tablet dan smartphone saat ini.
Apakah langkah tersebut dikarenakan Microsoft telah melihat mulai bergesernya era PC ke tablet? Padahal di dunia PC pasangan Wintel (Windows-Intel) begitu mesra dan telah mendikte industri PC selama 20 tahun. Jadi apakah industri komputasi personal ini akan bergeser ke tablet? Bagaimana dengan Intel sendiri yang selama ini berjaya karena PC?
Di produk tablet, Intel boleh dikata agak ketinggalan. Entah karena terlena dengan platform PC yang sudah dikuasainya selama 30 tahun, atau karena memang perkembangan tablet yang begitu pesat sehingga tak sempat diantisipasi.
Tentu saja si raksaksa chip ini tak tinggal diam untuk mengejar ketertinggalannya. Di IDF San Francisco, 13 September lalu, Intel mendemokan prototipe tablet yang didayai oleh chip Atom dengan code-name Medfield. Ini pertama kali Intel mendemokan prototipe tablet. Sebelumnya Intel sudah menawarkan chip tablet degan code-name Oak Trail dan Moorestown, tetapi kurang berhasil. Hanya beberapa perusahaan seperti Cisco dan Fujitsu yang telah memakai chip tersebut untuk tablet di segmen bisnis.
Chip Intel selama ini memang bekinerja bagus, tetapi konsumsi daya masih relatif tinggi. Sehingga untuk peranti bergerak seperti tablet yang membutuhkan konsumsi daya seminimal mungkin untuk memperpanjang usia baterai, chip ini tidak seefisien ARM. Dengan Medfield itulah, Intel kini mencoba (lagi) untuk membuktikan bahwa chip-nya yang baru itu sudah sangat efisien pada konsumsi dayanya.
Bila Microsoft, Intel, dan raksasa komputer lainnya sudah "masuk" ke tablet, apakah dengan demikian era PC akan berakhir?
Kita bisa cek pasar PC dan tablet. Pengapalan PC seluruh dunia tahun ini setelah dikoreksi oleh Gartner total 364 juta unit, dan tahun depan tumbuh 10,9%. Bagaimana dengan tablet? IDC pada bulan Mei 2011 lalu memperkirakan, jumlah pengapalan tablet tahun ini sebanyak 7 juta unit, dan tahun 2014 diperkirakan mencapai 46 juta unit.
Dari data tersebut terlihat, agak sulit untuk mengatakan bahwa PC akan tergantikan oleh tablet. Selain itu, walaupun pertumbuhan pasar tablet cukup tinggi, tetapi dari sisi fungsional, PC belum tergantikan oleh tablet.
Sejauh ini tablet seharusnya menjadi peranti komplementer, bukan pengganti PC (notebook/PC desktop). Tablet hanya optimal bila digunakan untuk menikmati konten: browsing Internet, nonton video, menikmati foto, main game, baca e-book, cek dan balas e-mail pendek, ber-social networking, dan sebagainya. Tablet belum menjadi peranti produktivitas, seperti untuk menulis artikel/buku, coding program, desain grafis, dan lain-lain.
Karena alasan tersebut, beberapa produk seperti Acer Iconia W500, Asus Transformer, dan Ultrabook yang digagas oleh Intel merupakan produk "amfibi" yang "hidup" di dua dunia. Peranti ini bisa hadir sebagai tablet, namun jika diperlukan juga dapat berubah menjadi notebook. Desain Ultrabook terbaru yang dirilis Intel berupa notebook tipis, kompak, ringan, baterai berumur panjang, dengan layar yang bisa diputar dan dilipat sehingga bisa berubah menjadi tablet - mirip tablet PC yang sudah lama ada.
Jadi "post PC era" sebenarnya merupakan euforia tablet saja. Karena itu bila ada cerita, seorang mahasiswa yang membutuhkan sebuah notebook, tapi ketika pulang dari pameran komputer yang dibawa ke rumah malah sebuah tablet dengan desain yang ciamik, ini adalah kekeliruan. Sebab, ketika ia akan mengerjakan paper ternyata masih kebingungan mencari pinjaman notebook rekannya.
Sumber :
http://www.infokomputer.com