Dari uji coba pada 15 relawan dengan kondisi sehat, "setrum" ringan menggunakan jaringan kabel yang disambungkan ke baterai itu mampu meningkatkan kecerdasan relawan.
Ilmuwan Universitas Oxford berniat mengembangkan cara khusus untuk meningkatkan kinerja otak yang diberi nama Transcranial Direct Current Stimulation (TCDS). Dalam pengembangannya, ilmuwan tengah mempelajari apakah mengalirkan listrik lewat baterai 9 volt ke kulit kepala bisa mempercepat sistem kerja otak.
Pimpinan riset, Professor Heidi Johansen-Berg, beserta timnya melakukan tes pada 15 relawan dengan kondisi fisik sehat. Salah satu kabel elektroda ditempatkan di atas telinga kiri dan bagian lainnya di telinga kanan. Setelah dikejutkan, relawan diminta untuk memainkan game komputer dan hasilnya para relawan bisa dengan mudah memainkan game setiap levelnya.
"Di masa depan, kami berharap bisa menggunakan ini. Sebagai contoh untuk melatih atlit agar bisa bermain tenis atau mengayuh lebih cepat dengan menstimulasi otak mereka secara sederhana," kata pimpinan riset, Professor Heidi Johansen-Berg. "Kami menargetkan teknik ini bisa mempengaruhi fungsi motorik di area khusus pada otak. Kemungkinan teknologi ini juga digunakan untuk membuat anak-anak bisa belajar dengan baik di sekolah meski tentu saja akan mengundang pertanyaan dari segi etika dan moral."
Diungkapkan Profesor Heidi, teknik ini sebenarnya difokuskan untuk membantu pasien penderita stroke. Dengan setrum tersebut diharapkan otak bisa memerintahkan pasien untuk berjalan, berbicara dan mengenakan pakaian tanpa bantuan.
"Ada kebutuhan untuk perawatan baru bagi penderita stroke. Masih banyak pasien penyakit stroke," kata Heidi. "Segalah sesuatu yang bisa meningkatkan kemajuan fisioterapi dan bisa digunakan di rumah akan memberikan pengaruh besar untuk jangka panjang."
Meski begitu, metode ini hanya bertahan selama setengah jam dan belum bebas dari kesalahan. Jika jarak setrum terlalu dekat dengan aktivitas atau salah menempatkan kabel yang mengalirkan listrik, maka justru berakibat fatal.
Sumber : wow keren news
Pimpinan riset, Professor Heidi Johansen-Berg, beserta timnya melakukan tes pada 15 relawan dengan kondisi fisik sehat. Salah satu kabel elektroda ditempatkan di atas telinga kiri dan bagian lainnya di telinga kanan. Setelah dikejutkan, relawan diminta untuk memainkan game komputer dan hasilnya para relawan bisa dengan mudah memainkan game setiap levelnya.
"Di masa depan, kami berharap bisa menggunakan ini. Sebagai contoh untuk melatih atlit agar bisa bermain tenis atau mengayuh lebih cepat dengan menstimulasi otak mereka secara sederhana," kata pimpinan riset, Professor Heidi Johansen-Berg. "Kami menargetkan teknik ini bisa mempengaruhi fungsi motorik di area khusus pada otak. Kemungkinan teknologi ini juga digunakan untuk membuat anak-anak bisa belajar dengan baik di sekolah meski tentu saja akan mengundang pertanyaan dari segi etika dan moral."
Diungkapkan Profesor Heidi, teknik ini sebenarnya difokuskan untuk membantu pasien penderita stroke. Dengan setrum tersebut diharapkan otak bisa memerintahkan pasien untuk berjalan, berbicara dan mengenakan pakaian tanpa bantuan.
"Ada kebutuhan untuk perawatan baru bagi penderita stroke. Masih banyak pasien penyakit stroke," kata Heidi. "Segalah sesuatu yang bisa meningkatkan kemajuan fisioterapi dan bisa digunakan di rumah akan memberikan pengaruh besar untuk jangka panjang."
Meski begitu, metode ini hanya bertahan selama setengah jam dan belum bebas dari kesalahan. Jika jarak setrum terlalu dekat dengan aktivitas atau salah menempatkan kabel yang mengalirkan listrik, maka justru berakibat fatal.
Sumber : wow keren news
0 komentar:
Posting Komentar