Jakarta, Gairah dan dorongan seks merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan bercinta pria. Pria yang dorongan seksnya rendah atau lebih jarang memikirkan tentang seks memiliki kemungkinan lebih besar mengalami disfungsi ereksi atau impoten beberapa tahun berikutnya.
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 800 orang pria, peneliti menemukan bahwa pria yang lebih sedikit melakukan aktivitas seksual serta memiliki keinginan bercinta yang rendah lebih berisiko mengalami impotensi 9 tahun berikutnya dibandingkan orang yang banyak berfantasi seksual.
"Temuan menunjukkan bahwa tanda-tanda penurunan fungsi seksual muncul beberapa tahun sebelum impotensi. Namun ada jeda waktu yang cukup panjang untuk melakukan penanganan sebelum terjadinya impotensi," kata peneliti, Susan A. Hall, PhD, dari New England Research Institutes seperti dilansir WebMD, kamis (12/4/2012).
Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Urological Association (AUA). Beberapa penelitian sebelumnya memang telah banyak meneliti tentang disfungsi ereksi atau impotensi. Namun, baru ada sedikit penelitian mengenai faktor risiko non medis yang berkaitan dengan disfungsi ereksi.
Hall dan rekan-rekannya meneliti data dari penelitian bertajuk Massachusetts Male Aging, sebuah penelitian mengenai penuaan, kesehatan, dan fungsi seksual dari sampel acak pria berusia 40 - 70 tahun yang tinggal di Boston, Amerika Serikat.
Setelah memperhitungkan umur dan faktor risiko impotensi lainnya, para peneliti menemukan bahwa:
1. Pria yang mengaku mengalami kesulitan ereksi selama 6 bulan terakhir saat kunjungan pertama 2,33 kali lebih mungkin mengalami impotensi 9 tahun berikutnya.
2. Pria yang mengaku merasa kurang terangsang secara seksual dibandingkan saat masih remaja pada pemeriksaan pertama 2 kali lebih mungkin mengalami impotensi 9 tahun berikutnya seperti halnya pria yang mengaku sama atau lebih terangsang dibandingkan saat remaja.
3. Pria yang mengaku memiliki pikiran seksual, fantasi seksual, atau mimpi erotis seminggu sekali atau kurang memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar mengalami impotensi 9 tahun berikutnya dibanding pria yang lebih banyak memiliki pikiran dan fantasi seksual.
4. Pria yang mengaku melakukan masturbasi sekali seminggu atau kurang 2 kali lebih mungkin mengalami impotensi seperti halnya pria yang lebih sering melakukan masturbasi.
"Sepertinya sulit mendapatkan ereksi jika tidak pikiran kurang bergairah. Untungnya, bukti bahwa ada banyak jeda waktu antara penurunan gairah seksual dengan perkembangan impotensi dapat membantu dokter untuk mengenali orang yang berisiko mengalami impoten sejak dini," kata Juru bicara AUA, Ira Sharlip, MD, urolog di University of California, San Francisco.
Source
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 800 orang pria, peneliti menemukan bahwa pria yang lebih sedikit melakukan aktivitas seksual serta memiliki keinginan bercinta yang rendah lebih berisiko mengalami impotensi 9 tahun berikutnya dibandingkan orang yang banyak berfantasi seksual.
"Temuan menunjukkan bahwa tanda-tanda penurunan fungsi seksual muncul beberapa tahun sebelum impotensi. Namun ada jeda waktu yang cukup panjang untuk melakukan penanganan sebelum terjadinya impotensi," kata peneliti, Susan A. Hall, PhD, dari New England Research Institutes seperti dilansir WebMD, kamis (12/4/2012).
Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Urological Association (AUA). Beberapa penelitian sebelumnya memang telah banyak meneliti tentang disfungsi ereksi atau impotensi. Namun, baru ada sedikit penelitian mengenai faktor risiko non medis yang berkaitan dengan disfungsi ereksi.
Hall dan rekan-rekannya meneliti data dari penelitian bertajuk Massachusetts Male Aging, sebuah penelitian mengenai penuaan, kesehatan, dan fungsi seksual dari sampel acak pria berusia 40 - 70 tahun yang tinggal di Boston, Amerika Serikat.
Setelah memperhitungkan umur dan faktor risiko impotensi lainnya, para peneliti menemukan bahwa:
1. Pria yang mengaku mengalami kesulitan ereksi selama 6 bulan terakhir saat kunjungan pertama 2,33 kali lebih mungkin mengalami impotensi 9 tahun berikutnya.
2. Pria yang mengaku merasa kurang terangsang secara seksual dibandingkan saat masih remaja pada pemeriksaan pertama 2 kali lebih mungkin mengalami impotensi 9 tahun berikutnya seperti halnya pria yang mengaku sama atau lebih terangsang dibandingkan saat remaja.
3. Pria yang mengaku memiliki pikiran seksual, fantasi seksual, atau mimpi erotis seminggu sekali atau kurang memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar mengalami impotensi 9 tahun berikutnya dibanding pria yang lebih banyak memiliki pikiran dan fantasi seksual.
4. Pria yang mengaku melakukan masturbasi sekali seminggu atau kurang 2 kali lebih mungkin mengalami impotensi seperti halnya pria yang lebih sering melakukan masturbasi.
"Sepertinya sulit mendapatkan ereksi jika tidak pikiran kurang bergairah. Untungnya, bukti bahwa ada banyak jeda waktu antara penurunan gairah seksual dengan perkembangan impotensi dapat membantu dokter untuk mengenali orang yang berisiko mengalami impoten sejak dini," kata Juru bicara AUA, Ira Sharlip, MD, urolog di University of California, San Francisco.
Source
0 komentar:
Posting Komentar